5:21 PM

“Hog Cholera” Untuk Cegah Penyebaran Virus Babi

Denpasar ( Berita ) : Dinas Peternakan Provinsi Bali segera melakukan pengadaan 10.000 dosis “hog cholera” untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi penyebaran virus babi.

“Pengadaan ‘hog cholera’ rutin dilakukan setiap tahun untuk menangani kasus penyakit babi,” kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Ida Bagus Alit didampingi Kasi Perlindungan dan Pengawasan Obat Hewan Disnak Bali Drh Ni Made Sukerni di Denpasar, Senin [27/04] .

Ia mengatakan, pengadaan “hog cholera” mendapat dukungan dana dari APBD Bali, jumlahnya kali ini menurun dibanding tahun sebelumnya untuk pengadaan 35.500 dosis.

Pengadaan obat kekebalan terhadap penyakit babi tersebut segera dilakukan, meskipun rencana semula baru akan dilakukan pada September 2009 atau atau triwulan III.

“Jdual pengadaan “hog cholera” dimajukan terkait dengan upaya antisipasi penularan virus flu babi dari Amerika Serikat dan Meksiko,” tutur Ida Bagus Alit.

Ia menambahkan jika 10.000 dosis “hog cholera” tidak mencukupi untuk menangani kasus penyakit babi, akan segera ditambah, mengingat Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginginkan dapat menangani setiap kasus penyakit ternak, apalagi yang bisa menular ke manusia.

Oleh sebab itu jajaran Dinas Peternakan dengan aparatnya di Kabupaten/kota, kecamatan hingga desa bekerja keras untuk menangani kasus penyakit ternak, khususnya babi.

Kerja keras tersebut perlu diimbangi oleh masyarakat dan peternak dengan menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di setiap kandang sehingga tidak memungkinkan terjadi penularan penyakit pada ternak maupun manusia.

Ia yakin penularan virus flu babi di Amerika dan Meksiko tidak akan mengurangi minat masyarakat Bali mengembangkan ternak babi.

“Kami terus memacu pengembangan ternak babi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat lokal, terutama pada Hari Raya Galungan dan Kuningan, sehingga daerah ini tidak perlu lagi mendatangkan babi dari luar daerah,” tuturnya.

Upaya tersebut dilakukan dengan memberikan bibit babi unggul jenis lendris yang pengadaannya mendapat dukungan dana APBD 2009.

Bibit babi betina tersebut diharapkan menjadi induk dan beranak untuk memenuhi kebutuhan bibit pengembangan ternak babi di sekitarnya.

Dengan cara itu diharapkan populasi babi meningkat, mengingat masyarakat di daerah pedesaan berminat memelihara ternak babi. “Setiap keluarga minimal memelihara tiga babi, bahkan bisa mencapai puluhan ekor,” kata Ida Bagus Alit.

Dengan demikian Bali yang membutuhkan sekitar 30.000-40.000 babi dalam waktu yang bersamaan saat Hari Raya Galungan yang jatuh dua kali dalam setahun akan dapat terpenuhi.

Peternakan babi cukup menjanjikan, karena harganya stabil berkisar Rp15.000 hingga Rp17.000 per kilogram hidup. Sementara daging babi yang sudah bersih siap olah berkisar Rp25.000 hingga Rp28.000/kg.

Babi hanya membutuhkan waktu pemeliharaan delapan bulan hingga satu tahun hingga mencapai berat lebih dari 100 kg/ekor. Populasi babi kini lebih dari satu juta ekor.

0 comments:

Post a Comment